Berita Terbaru Terkini

Teks Pidato Sholat Jumat Singkat Lengkap - Mengelola Hawa Nafsu

Naskah Khutbah Jumat Singkat - Memelihara dan Mengendalikan hawa nafsu. Ammarah salah satu nafsu yang meliputi jiwa manusia. Nafsu itu mewarnai segala perbuatannya yang serba berlebihan (tusrifu). Jika nafsu amarah telah menguasai akal-pikiran manusia, maka tabiatnya akan condong pada kehidupan yang serba mewah. Meski, untuk mencapainya harus menempuh jalan yang melanggar syariat Islam. Jika nafsu amarah telah menguasai akal dan pikiran manusia, maka tabiatnya akan condong pada kehidupan yang serba mewah. Meski, untuk mencapainya harus menempuh jalan yang melanggar syariat Islam.

http://aktualsastra.blogspot.co.id/

Namun di sisi lain nafsu ammarah juga berperanan sebagai pemelihara hidup jasmani. Ini suatu tanda bahwa semua yang diciptakan Allah tidaklah sia-sia. Nafsu ammarah sebetulnya bukan beban bagi manusia. Sebab nafsu ammarah juga berguna bagi manusia dalam memelihara jasadnya selama hidup di dunia.

Khutbah awal

اَلْحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرُ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا   أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى اْلأَمَانَةَ وَنَصَحَ لِلأُّمَّةِ وَتَرَكَنَا عَلَى الْمَحْجَةِ الْبَيْضَاءِ لَيْلَهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيْغُ عَنْهَا اِلاَّ هَالِكٌ  اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي الْخَاطِئَةِ الْمُذْنِبَةِ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيْلِ بَعْدَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلاغُ الْمُبِينُ
Hadirin sidang jum’ah rahimakumullah

Tiada kata dan juga sikap yang patut untuk kita sanjungkan keharibaan Ilahi Rabi pada saat ini, kecuali limpahan rasa syukur kita pada-Nya atas segala hidayah, ma’unah dan nikmat-Nya pada kita sekalian, hingga kita mau dan mampu melaksanakan salah satu kewajiban kita kepada Alloh SWT. Syukur kita wujudkan dengan ungkapan Alhamdulillah dan juga syukur kita maknai dengan sikap memfungsikan segala nikmat yang Alloh berikan pada kita, hanya untuk kepentingan Ta’abbaud pada-Nya ikhlas semata-mata karena memenuhi garis-garisNya.

Pada kesempatan ini pula kami sebagai khatib berwasiat pada diri kami sendiri dan juga kepada hadirin sekalian untuk tidak henti-hentinya menghitung kadar ketaqwaan kita padaNya.

Hadirin sidang jum’ah rahimakumullah

Ada kalanya kita merenung sejenak tentang hidup kita ini. Kita yang lahir di dunia dalam kondisi fitrah bersih, suci dan tiada dosa terkadang harus berlumuran noda dan dosa ketika kita meninggalkan dunia. Kita yang sebenarnya di ciptakan dengan energi positif yang membawa hidup kita kearah yang harmonis terkadang harus berperilaku merusak, berperilaku bejat dan menjalankan segala angkara murka dan sama sekali tiada manfaatnya bagi kehidupan bersama. Keharmonisan kehidupan kita yang sebenarnya dapat kita capai dengan selalu menfungsikan hati, terkadang harus rusak dan porak poranda oleh karena perilaku kita yang seolah tanpa kendali. Pertanyaannya adalah apakah sebenarnya yang mempengaruhi  kehidupan kita yang sebenarnya jernih, positif, fitri ini menjadi sesosok orang yang menyeramkan dan merusak? Itulah hawa nafsu ....!

Para ahli yang menapaki jalan Alloh telah bersepakat bahwa nafsu insaniyah adalah penghalang bagi hati untuk mencapai ridla Alloh. Dan hidayah Alloh SWT tidak akan menembus dalam sanubari sebelum dia berhasil menundukan dan bahkan melenyapkan hawa nafsu, manusia dibedakan menjadi 2 golongan : pertama golongan yang terkalahkan oleh nafsu, sehingga setiap perilakunya di kendalikan oleh nafsu. Nafsu merupakan raja yang memerintah diri manusia, dan diri manusia sendiri mewujud sebagai  budak yang selalu tunduk akan keinginan hawa nafsu. Sehingga tingkah laku mereka tidak jauh berbeda dengan perilaku binatang yang hanya mengurusi kepuasan sesaat dan sama sekali tidak pernah mempertimbangkan  aspek maslahah dan manpaat dari segala tindakannya.

Kedua, golongan yang mampu mengekang  dan bahkan mengalahkan nafsu sehingga nafsu tunduk pada perintahnya.  Diantara orang-orang yang sampai pada tingkatan makripatulloh ada yang mengatakan : “Akhir dari perjalanan panjang seseorang yang meniti jalan menuju makrifat adalah jika ia dapat membuktikan bahwa ia telah mampu mengalahkan nafsu, dia telah beruntung. Dan sebaliknya barang siapa yang terkalahkan oleh nafsu dan dikendalikan olehnya, dia telah berada dalam kerugian dan kehancuran”. 

 QS an-Nazi’at: 37-40 menyebutkan:

وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا, فَأَمَّا مَنْ طَغَى
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى, فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى
Artinya : "Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Sedangkan orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya surga lah tempat tinggalnya.”

Hawa nafsu memang selalu mengajak dan condong pada perbuatan maksiat, kesia-siaan, kehinaan dan memuaskan diri   pada kehidupan dunia. Sedangkan Alloh SWT sendiri selalu menekan pada hambanya agar senantiasa taat dan takut padaNya serta tidak memperturutkan nafsu. Mengikuti maksud tersebut, hati manusia terkadang condong untuk dua hal, antara yang memperturutkan keinginan  dan kemauan nafsu, dan hati yang selalu takut dan taat pada Alloh SWT. Manusia selalu berhadapan dengan 2 hal tersebut.

Hadirin sidang jum’ah rahimakumullah

Dalam Al-Qur’an Alloh SWT telah menjelaskan tentang jenis nafsu yang dimiliki manusia . yakni nafsu mutmainnah, lawwamah, dan ammarah bis-suu’. Dalam maslah ini, para ulama’ belum mencapai satu kesepakatan, apakah nafsu tersebut hanya satu dan ketiga hal tersebut merupakan sifat-sifat yang dimiliki nafsu yang satu ini atau apakah memang manusia memiliki ketiga nafsu tersebut. Ulama fikih dan ahli tafsir berpendapat bahwa nafsu manusia hanya satu. Adapun mutmainnah, lawwamah dan amarah bissu’ hanyalah sifat-sifat yang dimiliki oleh nafsu. Sedangkan ulama ahli tasawuf berpendapat bahwa nafsu manusia memanglah tiga.

Pengertian dari ketiganya adalah : pertama, apabila nafsu merasa tenang bersama Alloh swt, tenteram ketika mengingatnya dan merasa tenang ketika didekatnya, maka itulah nafsu mutmainnah. Ketika ajal menjelang, akan dikatakan padanya: hai nafsu (jiwa) yang tenang , kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridalinya, masuklah ke dalam hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam sorgaKu. (QS al-fajr: 27-30)

Ibnu abbas menerangkan mutmainnah artinya adalah membenarkan . sedangkan Qatadah berpendapat: “Hanya orang-orangberiman sajalah yang jiwanya tenang terhadap apa yang dijanjika Alloh”. Orang yang berjiwa mutmainnah, akan tercermin pada perilaku dan raut mukanya. Dia tanpak tenang, berseri penuh keceriaan ,bersabar diri serta menerima setiap cobaan dari Alloh dengan lapang dada dan penuh tawakal. Dia selalu mengorientasikan  setiap langkah kehidupannya hanya kepada Alloh. 

Dia akan selalu terdorong untuk berusaha senang dalam menjalankan kewajiban-kewajiban dari Alloh, dan merasa tidak suka melakukan kemaksiyatan. Dia sedikitpun tidak gundah, gelisah dan berputus asa bila tertimpa musibah dan tidak pula terlalu bersuka cita jika mendapatkan kebahagiaan. Sebab semua itu ada di bawah kekuasaan Alloh SWT. Dalam Al-Qur’an Alloh SWT menegaskan: 

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلاغُ الْمُبِينُ
Artinya : “Tiada satu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Alloh. Dan barang siapa beriman kepada Alloh niscaya Alloh SWT akan memberi petunjuk pada hatinya.” (QS.at-Taghabun:11)

Kedua nafsu lawwamah, ada sebagian pendapat mengatakan, bahwa nafsu lawwamah adalah nafsu yang tidak pernah konsisten atau stabil di atas satu keadaan. Dia seringkali berubah, baik dalm pendirian atau dalam perilaku. Nafsu lawwamah di bedakan menjadi 2 jenis: lawwamah yang tercela dan lawwamah yang terpuji. Lawwamah yang tercela adalah nafsu bodoh dan dzalim dimana semuanya dicela oleh Alloh swt.

Sedangkanlawwamah yang terpuji adalah nafsu yang menjadi korektor  atas semua tindakan pemiliknya, yang selalu menanyakan: sudahkah engkau mengabdikan diri pada Alloh SWT? Sudah ihlaskah dengan amal shalih yang diperbuat? Inilah misi yang diembannya. Jika berhasil membawa misinya, maka Allohpun akan memujinya. Namun jika misinya gagal, karena nafsunya yang suka bersuka ria dengan amal-amal yang dilakukan yang kemudian membawanya untuk riya’, pamer, merasa paling shalih, merasa takabur karena shalihnya, tidak tahan atas kritikan dan saran orang lain, maka nafsu inilah yang sangat dicela oleh Alloh SWT.

Ketiga, nafsu ammarah bis suu’, adalah nafsu yang selalu mengajak manusia untuk berbuat dzalim. Dia mewujud sebagai dorongan untuk berbuat munkar dan merusak yang korelasinya sampai pada tindak kriminalitas, baik ringan maupun berat. Nafsu ammarah merupakan sebuah penyakit yang sangat berbahaya bagi kesehatan jiwa seseorang. Suatu saat terbersit dalam diri kita sebuah keinginan untuk berbuat buruk, keinginan untuk korupsi, keinginan untuk menipu, keinginan untuk mencuri, keinginan untuk berbuat apapun yang mempunyai sifat merusak dan merugikan orang lain, saat itulah telah hadir dalam diri kita nafsu amarah ini.

Hadirin sidang jum’ah rahimakumullah 

Ibarat sebuah arena pertarungan, diri kita manusia adalah medan pertempuran dari berbagai sifat nafsu yang memiliki kecenderungan berbeda tersebut. Nafsu mutmainnah selalu berteman dan berada disamping para malaikat. Nafsu mutmainnah bersama-sama dengan malaikat mengemban tugas untuk memberi penyegaran jiwa manusia dengan tauhid, ihsan, kebaikan, takwa, tawakal, taubat kembali ke jalan Alloh SWT serta mendorong untuk mempersiapkan bekal menyongsong  kematian dan kehidupan sesudahnya.

Namun semua itu berhadapan dengan nafsu ammarah yang bersama-sama setan melawan segenap misi nafsu mutmainnah.  Ia tidak henti-hentinya menghadirkan bujuk rayu dengan segenap angan-angan kosong dan janji-janji yang muluk untuk berbuat jahat. Ia mengajak pada kebatilan dan menghiasi segala kejahatan sebagai sesuatu yang menarik untuk dilakukan.

Khutbah 2

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمن سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ ؛ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَ يَرَاهُ  اللهم اغـفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات اللهم اعـز الاسلام والمسلمين واهلك الكفرة والمشركين ودمر اعدائنا واعدائك اعداء الدين بحق رب العالمين ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار برحمتك يا ارحم الراحمين والحمد لله رب العالمين 
 عباد الله ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون ولذكر الله اكبر استغفرالله لي ولكم

Itulah contoh teks khutbah jumat singkat terbaru yang bisa saya tuliskan. semoga bisa membantu dan bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih

Kunjungi Juga :