Berita Terbaru Terkini

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Ketika berbicara masalah potensi umat Islam masa kini. Pertamakali saya akan bertanya, apakah umat Islam punya potensi untuk berkembang dan membangun peradabannya kembali? Secara kwantitas tentunya umat Muslim lebih unggul, jika ingin dibandingkan dengan pemeluk agama-agama lainnya. Agama Islam sudah menyebar luas ke seluruh penjuru dunia

Pertanyaan saya selanjutnya apakah potensi kwantitas tersebut di atas dapat kita andalkan untuk mengembalikan kejayaan umat Islam beberapa abad silang? Faktanya, walau kita menang jumlah, tetap saja kita masih terbelakang dan tetap saja terjajah oleh bangsa-bangsa lain. Satu hal yang tidak dimengerti oleh umat Islam bahwa Islam dapat mebentuk sebuah sistem budaya.

islam menjawab tantangan zaman

Pada blog khutbah jumat ini saya akan mengulas tuntas pertanyaan umat muslim tentang tantangan zaman di era reformasi yang mungkin ada sebagian umat yang belum mengetahuinya. Semoga contoh khutbah singkat ini bisa menjadi referensi bagi anda dalam berbagai kegiatan. Berikut ini adalah ulasannya : 

اَلْحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرُ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا   أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى اْلأَمَانَةَ وَنَصَحَ لِلأُّمَّةِ وَتَرَكَنَا عَلَى الْمَحْجَةِ الْبَيْضَاءِ لَيْلَهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيْغُ عَنْهَا اِلاَّ هَالِكٌ  اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي الْخَاطِئَةِ الْمُذْنِبَةِ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيْلِ بَعْدَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الأرْضِ فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Wahai kaum muslimin, bertakwalah kalian epada Alloh denngan takwa yang sebenar-benarnya. Taatlah kepada Alloh dan Rasul-Nya dan janganlah kalian silau oleh kebebasan dan gaya hidup orang-orang yang tidak beriman, mereka hidup bermegah0megahan dan melampaui batas itu hanyalah kesenangan sementara. Kemudian tempat tinggal mereka adalah neraha Jahanam yang kekal di dalamnya.
Kaum muslimin yang berbahagia

Ketahuilah bahwa dunia tengah mengalami kemajuan di bidang materi yang amat menakjubkan, sehingga sebagian manusia menjadi lupa daratan dan mabuk kepayang. Kebanyakan manusia tengah menyibukkan dirinya dalam urusan duniawi semata, sampai lupa beribadah kepada tuhannya. Manusia semakin menguasai ilmu dan teknologi hingga mampu menguasai dunia ini, tetapi mereka semakin tidak mengetahui dan tidak mengenal hakekat dirinya sendiri. 

Dalam hal ini manusia modern telah menjadi korban pla hidup konsumerisme dan hedonisme, yaitu gaya hidup yang menganggap harta benda menjadi ukuran kebahagiaan dan tujuan hidupnya adalah bersenang-senang. Manusia modern semakin dimanja dengan dijejali berbagai macam produk dan konsumsi yang berlebihan untuk menuruti nafsu sepuas-puasnya. Mereka makin terjerat dan makin sulit membebaskan diri dari belenggu kenikmatan duniawi.

Padahal kalau kita pikir-pikir, seiring berkembangnya zaman, kini tengah terjadi proses hilangnya kekayaan rohaniah orang-orang modern. Karena agama sebagai kekuatan yang bisa mempertinggi derajatt manusia main banyak dilecehkan. Sehingga bukan hanya nilai-nilai kehidupan yang mengalami kemerosotan, tetapi ketajaman hati dan moral pun menjadi terbelakang.

Kaum muslimin yang berbahagia

Dari pengamatan di atas marilah kita berfikir kritis , mengapa kehidupan yang serba maju dan serba nikmat itu manusia tidak mamou mencapai hakikat kebahagiaan hidup? Bahkan justru banyak yang merasakan penderitaan jiwa dan hidup tertekan, banyak timbul rasa cemas dan gelisah. Ternyata dunia modern dengan kecanggihan teknologinya bukan jaminan memecahkan segala persoalan. Kemajuan tidak identik dengan kebahgaiaan. Bahkan peradaban barat mengungkapkan bahwa kemajuan setinggi apapun tetap memiliki persoalan yang pelik, sebagaimana dunia yang masih terbelakang selalu dihadangkan oleh persoalan yang tidak kalah pelik dan rumitnya. Ironisnya, persoalan yang dihadapi oleh dunia modern tidak lebih ringan dibandingkan dengan yang dihadapi oleh keterbelakangan. Alloh SWT berfirman :

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Artnya : “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. Al-Qamar : 49)
Dan firmannya :

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي كَبَدٍ
Artinya : “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam (kehidupan) bersusah payah” (QS. Al-Balad:4)

Kini peradaban manusia semakin maju , tidak sedikit rahasia dan kekuatan alam telah ditemukan. Manusia berhasil mengembangkan cabang-can=bang ilmu dan teknologi menjadi sedemikian canggih. Era industralisasi melanda keselurh kawasan dunia dan bergerak dengan sempurna, sehingga manusia telah sanggup menciptakan berbagai macam alat dan perkakas secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangan hidup mereka. Tapi bagaimana akibatnya? Manusia menjadi lupa diri dan berlaku sombong. 

Mereka mengagung-agungkan prestasi yang dicapai, sebaliknya, cenderung menyia-nyiakan golongan lain yang dianggapnya masih terbelakang dan miskin. Mereka tidak menyadari bahwa keberhasilan mereka hanyalah secuil saja dari pengungkapan rahasia alam semesta. Sedangkan terhadap planet bui yang kecil ini saja, masih teramat banyyak yang belum terungkap untuk diketahui akal manusia.

Maka ketahuilah, sesungguhnya menyombongkan keberhasilan duniawi adalah penyakit lama. Al- Qur’an telah memberitakan bahwa sikap kesombongan yang melupakan kepada sang pencipta semacam itu menyebabkan turunnya azab Alloh. Seperti diterangkan dalam firmannya :

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الأرْضِ فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya : “Apakah mereka tidak melakukan perjalanan di muka bumi untuk mengamati bagaimana kesudahan orang-orang yang hidup sebelum mereka? Mereka itu lebih hebat kekuatannya dan lebih banyak bekas-bekas (peradabannya) di muka bumi. Namun apakah yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka. (QS. Al- Mukmin: 82)

Hadirin sidang jumat yang berbahgia

Dalam menghadapi kehidupan modern yang cenderung sekuler ini, pada umumnya kaum muslimin dihadapkan pada tiga pilihan hidup:

Pertama, adalah sikap menjadikan dunia ini sebagai tujuan hidup. Sikap ini diikuti oleh orang-orang yang hiupnya semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu dan ambisi duniawi. Mereka mencari kekayaan, kedudukan, kemegahan dan sebagainya, sekedar mencari kesuksesan hidup di dunia ini saja, tanpa diyakini untuk beribadah kepada Alloh SWT.

Kedua, adalah sikap memencilkan diri dari keramaian duniawi. Hidupnya hanya dipusatkan untuk ibadah ritual semata seperti shalat, puasa, dzikir dan ibadah hablum minalloh lainnya. Mereka tidak pedulli lagi pada kenikamatan duniawi atau bahkan melupakan ibadah hablum minannaas yang sipatnya amal shalih untuk sosial kemasyarakatan. Mereka cenderung melupakan tanggung jawab kepada istri, anak dan tetangga serta enggan memperjuangkan urusan umat atau masyarakatnya.

Ketiga, adalah sikap menempatkan dirinya diantara kehidupan dunia dan akhirat. Yaitu menjadikan dunia ini sebaga sarana ibadah dengan keyakinan bahwa hidup di dunia adalah untuk beribadah. Mereka menjalani kehidupan di dunia dengan semangat mengabdi dan etos kerja yang tinggi  adalah untuk mencari bekal kehidupan di akherat. Mereka hidup lebih banyak untuk meraih kebahagiaan masa depan yang hakiki dan abadi tetapi tidak mengenyampingkan untuk menikmati kehidupan di dunia ini.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Dan ketiga sikap ini yang patut menjadi pedoman adalah sikap yang ketiga sebagai yang digambarkan oleh Rasuluullah SAW yang artinya : “ buakn orang yang terbaik diantara kalian orang yang meninggalkan duniawi untuk akheratnya, dan orang yang meninggalkan akheratnya untuk duniawinya. Sesungguhnya dunia ini bekal ke akherat, dan janganlah kamu menjadi beban atas manusia. (HR. Ibnu Asakir)

Hadirin sidang jumat yang berbahagia

Sebagi penutu khutbah, kiranya seorang yang benar-benar beriman tidaklah akan teresona atau tertipu oleh kemegahan dunia ini, sebab dia dapat melihat dengan mata hatinya bahwa semua itu akan sirna dan fana. Orang-orang yang bergelimang dengan kekayaan dunia hanya untuk memuaskan nafsu peribadinya, tidak untuk kepentingan agama dan kepedulian sosialnya, seringkali pada akhir hayatnya mengalami kehidupan yang nista. Sebab kekayaan semacam itu tidak memberikan jaminan terhadap kenikmatan yang abadi, jangan lagi untuk kehidupan akherat nanti.

Alloh SWT berfirman :

Artinya : “ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan megah-megahan antara kamu, serta kebanggan banyak harta dan anak. Tak ubahnya hujan yang menkjubkan petani, karena tanamannya tumbuh kemudian kering, sesudah itu kuning dan kemudian layu. Dan di akhirat kelak ada azab yang keras dan ampunan dari Alloh dan keridhaan-Nya. Kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al Hadid:20)

Khutbah ke dua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمن سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ ؛ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَ يَرَاهُ  اللهم اغـفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات اللهم اعـز الاسلام والمسلمين واهلك الكفرة والمشركين ودمر اعدائنا واعدائك اعداء الدين بحق رب العالمين ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار برحمتك يا ارحم الراحمين والحمد لله رب العالمين 
 عباد الله ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون ولذكر الله اكبر 
استغفرالله لي ولكم
Itulah contoh naskah khutbah jumat tentang “Sikap Muslim Menjawab Tantangan zaman” semoga bermanfaat bagi anda dan terimakasih telah berkunjung ke alamat blog kami. Terimakasih